Jumat, 22 September 2017

Hidup Sederhana Pasutri Muda

Assalamu'alaikummm..
Sharing iseng-iseng dari saya selanjutnya adalah tentang hidup sederhana pasutri muda (menjauhi riba). Bismillah...

Nikah juga baru seumur jagung, tapi kok udah mau sharing soal ginian aja?!
Bukan gituuu saya juga masih belajar kokkk, barangkalii ada pasutri muda yang saat ini juga sedang merasakan hal yang sama, tapi bingung harus gimana? karena membahas ini mungkin bagi sebagian orang terlalu 'terbuka', jadi tabu untuk dibahas. Tapi saya berdoa semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat khususnya buat saya pribadi agar bisa istiqomah dalam menjauhi segala bentuk riba, aamiin..

Nah, waktu lagi googling nyari topik yang mirip mirip dengan kisah pernikahan saya ini, eh pas banget saya nemu tulisan ini, ya Allah persissssss banget kaya apa yang mau saya sharing. Apalagi nih kalimat yang ini:

"Sejak menikah, saya punya beberapa permintaan sama suami. Pertama nggak mau pakai kartu kredit, kedua hindari hutang, dan ketiga kita berjuang dari nol bersama".

Ini sama banget sih, bahkan dulu waktu masa taaruf, salah satu pertanyaan saya ke Lemi itu dia punya cicilan apa ngga, cicilan apa aja baik itu motor dll (sampe segitunya yaaa hahaha).

Dann alhamdulillahnya dia jawab ga ada cicilan--makanya bisa lanjut ke khitbah dan nikah #eh :p
Kalo soal credit card, saya nanyanya pas udah nikah deh kayanya, lupa, tapi yang jelas saya tanyain, dan alhamdulillahnya dia ga punya juga, duhhh jadi makin cinta~~ #eh #udahhalalgapapayakak hahaha.

Sharing disini akan saya bagi menjadi 2 pembahasan cerita:

1. Me against credit card (konvensional)
2. Me against kredit rumah dengan KPR / leasing mobil (konvensional)

1. Me against credit card (konvensional)

Entah kenapa ya saya sama sekali ga tertarik buat punya. Disaat rekan rekan sejawat pada bangga punya CC banyak, saya malah sama sekali ga minat -_- gatau, aneh aja gitu rasanya beli barang tapi ngutang ke bank.. dan kalopun barang yang saya mau mahal, yaa nabung dulu aja sampe mampu kebeli dengan cash.. atau cicilan tapi tanpa bunga dan bukan ke bank..

Ternyata setelah saya belajar dan mencari tau.. alhamdulillah keputusan saya tidak ingin memiliki CC tsb ternyata (InsyaAllah) benar, karena itu merupakan salah satu cara untuk menjauhi riba. Saya juga baru tau kalo ternyata riba se-BAHAYA itu, bahkan ada banyak ayat dan hadist soal riba, bisa dilihat disini.

Ini salah satunya:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٧٥)يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ (٢٧٦)إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٢٧٧)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٢٧٨)فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ (٢٧٩)
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 275-279)

Sebenernya setelah saya baca-baca, hukum menggunakan CC itu tidak apa apa, kalau pembayaran dilunasi 100% segera setelah tanggal penagihan dan sebelum tanggal jatuh tempo (tidak ada bunga).
"Maka agar kita tidak terbawa dengan traksaksi ribawi yang merupakan dosa besar, kalau tetap harus pakai kartu kredit dalam berbelanja, maka bayarkan semua hutang tanpa kecuali setiap datang tagihan. Usahakan jangan sampai ada hutang yang mengendap melewati tanggal jatuh tempo.

Sebab kelalaian ini otomatis melahirkan hutang berbunga. Dan sekaligus juga membuka pintu dosa besar, yaitu riba nasi'ah, yang dosa sama dengan berzina bersama ibu kandung sendiri. Hal itu diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu sabdanya :


اَلرِّبَا ثَلاثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ اَلرَّجُلُ أُمَّهُ

Dari Abdullah bin Masud RA dari Nabi SAW bersabda,"Riba itu terdiri dari 73 pintu. Pintu yang paling ringan seperti seorang laki-laki menikahi ibunya sendiri. (HR. Ibnu Majah dan Al-hakim)"
Menggunakan CC menjadi haram hukumnya ketika sampai harus bayar bunga, sebab umumnya pengguna CC tergiur untuk berhutang terus-menerus dan tidak berusaha untuk melunasinya segera, sehingga lewat dari tanggal jatuh tempo.
Oke, mungkin akan ada yang berkomentar:
"Oh jadi kalo saya bayar tagihannya ontime maka saya tidak berdosa (karena ga harus bayar riba/bunga), kan yang kena denda itu kalo yang terlambat bayar??"
--ini sama banget sih kaya yang saya pikirin sebelumnya hahaha.
Terus ternyata pas nyari tau eh nemu ini:
"Saudaraku.. walaupun pada kenyataannya Anda tidak pernah telat bayar--sehingga tidak pernah tekena penalty/denda/riba--tapi anda telah menyetujui persyaratan haram ini. Persetujuan atas persyaratan haram ini sudah termasuk perbuatan dosa yang tidak sepantasnya anda remehkan."
JENG-JENGGG.. bener juga sih..
"Sebagai solusinya, anda dapat menggunakan kartu debet, sehingga anda tidak berhutang kepada penyedia kartu. Yang terjadi pada penggunaan kartu debet sejatinya adalah sewa menyewa jasa transfer atas setiap tagihan anda. Karena setiap anda menggunakan kartu anda, pihak penerbit kartu langsung memotongkan jumlah tagihan dari tabungan anda."
Kalau mau tau lebih dalam perihal CC dan debit card dalam pandangan Islam, mungkin bacaan disini bisa membantu hihi.
Setelah baca sana sini, sebaiknyaaa jauhi menggunakan credit card yang konvensional (yang di dalam perjanjiannya sudah jelas ada bunga nya, walaupun misalnya kita tetap bayar ontime ga kena denda, tapi berarti kita setuju dengan perjanjian tsb dan itu... dosa huhu).
"Nah, terus kalo soal syariah card // credit card syariah gimana, Cu? kan udah disahin oleh MUI? perjanjiannya beda ga ada bunga? adanya iuran keanggotaan?"
Menggiurkan sih ya memang, tapi entah ya, saya pribadi belum mau menggunakannya (bukan belum, tidak mau--semoga jadi doa hehe). Tapi saya juga ga menyarankan untuk menggunakannya sih (lah siapa saya yak hahaha), kecuali urgentnya urgent banget banget banget, mungkin syariah card ini bisa jadi opsi? wallahu'alam.
Etapi tetep jangan deeenggg.. lebih baik beli dengan cash, kalo uangnya belum ada, nabung dulu aja gausah maksain buat punya barang tsb (udah deh ini opsi yang paling bener haha).
2. Me against kredit rumah dengan KPR / leasing mobil (konvensional)
Pasutri muda nih, pasti yang dipikirin nanti rumah dimana ya? tempat tinggal dimana? terus soal mobil gimana? (bagi yang tidak difasilitasi oleh kedua pihak orang tuanya). Kalo motor rata-rata udah pada punya ya, jadi yang saya bawa kasusnya disini hanya rumah dan mobil, yang katanya, jadi dua hal yang cukup penting saat sudah menikah dan berkeluarga..

FYI;
Saya dan suami belum punya rumah, masih ngontrak.
Saya dan suami juga belum punya mobil, masih pake motor kemana-mana.

Terus kenapa, apa ada yang salah? hehehe.

(alhamdulillahnya ada Gocar/Uber/Grab, jadi kalo butuh mobil yaa tinggal pesen aja terus bayar, selesai deeh hihi)

Gatau ya, walaupun sekarang ini ada yang namanya KPR syariah, atau leasing mobil halal (pihak bank BELI cash ke dealer dan bank NERIMA barang tsb, kemudian pembeli bayar kreditnya ke bank--ini halal, wallahu'alam) tetep aja saya gamauuu ga minattt.. entahlah, kalo denger kata cicilan ke bank tuh asa gimana gitu, ga tenang??!! haha.
'kalo gitu kapan punya rumahnya dong? kapan punya mobilnya?'
Tenang.. berdoa aja agar saya dan suami dimudahkan jalannya untuk beli dengan cash,  dengan cara yang Allah ridhoi, aamiin..
Yang perlu dicatat sebenarnya satu;
mau hidup sederhana apa adanya tapi InsyaAllah berkah dan tenang, atau..
mau (memaksakan) hidup 'berlebih' tapi tiap bulan dihantui rasa tidak tenang karena cicilan (saya tidak mengatakan hidup 'enak', karena dengan sederhana pun hidup bisa enak hihi)

Sampai saat ini, alhamdulillah, saya memilih opsi yang pertama, hidup sederhana (menjauhi riba).

Saya dan suami sama sama saling mengingatkan, jangan sampai kredit atau minjam ke bank, pokoknya jangan. Kita sebisa mungkin menjauhi riba.
Kalo kata suami: "pelan-pelan ya, yang penting berkah, Allah ridho"
:"""""")

'Tapi kan sekarang ada KPR syariah, Cu? Leasing mobil juga ada dengan akad yang halal?'

Gatau ya, bagi kami berdua, itu sama saja, dan kami benar-benar berupaya untuk menjauhinya. Entah ya, gimanaaa gitu rasanya minjem ke bank teh..

Bagi kami pasutri muda ini, kalaupun akhirnya harus membeli rumah/mobil solusinya mungkin dengan 2 cara;
  1. Nabung sampai terkumpul uang cashnya, entah itu nabungnya sampai 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, tidak masalah, asalkan belinya cash.
  2. Minjam uang cash ke orangtua/keluarga, lalu beli mobil/rumah tsb dengan cara cash, lalu ganti pinjeman uang ke org tua/keluarga dengan cara mencicil (ini tetep nyicil, tapi tanpa ada bunga atau perbedaan biaya pinjam, dan minjemnya juga ke keluarga yang jelas statusnya, bukan ke bank).
Kami prefer di yang nomer pertama, nomer dua itu kalo udah mepet banget (?) tapi semoga ada rejekinya buat milih opsi yang pertama, aamiin.
Tapi sampai saat ini, kami masih bersyukur dengan mengontrak dan naik motor, alhamdulillah. 

Nah kisah saya diatas itu, entah kenapa samaaa bangeettt sama kisah mereka ini, bedanya kalo mereka nikahnya sudah bertahun-tahun hehe:

"Di tahun pertama, kami sempat mau KPR rumah, duh inget banget pernah ikut pelatihan yang “Punya rumah tanpa uang tanpa hutang tanpa bla bla” yang kalau dikaji sekarang, ilmu kayak gitu dzolim banget. Tahun pertama juga kami sempat mau Leasing mobil, apalagi saat itu fee dari menulis buku lumayan bisa buat cicilan mobil.
.
Niat itu urung seketika, saat kami kenal sama kang Rendy Saputra. Awalnya kami kenal ikut pelatihan Muda Mulia, lalu berlanjut ikut kelas bisnis pemula “The Runners”-nya Kang Rendy. Waktu itu ingeeettt banget kata-katanya sampai sekarang, kurang lebih begini:
.
“Yang baru nikah, sabar aja, jangan KPR. Mending ngontrak mau berapa puluh tahun pun, tapi halal dan insyaAllah berkah. Daripada KPR, terlilit hutang dan dampak riba nya yang akan mempersulit kita. Nggak usah leasing mobil dulu, motoran aja, syukuri yang kita punya sekarang, gali potensi supaya layak bisa beli cash. Jangan pernah membayar sesuatu yang FIX dengan sesuatu yang TIDAK FIX. Tagihan KPR dan Leasing itu Fix, tapi penghasilan yang kita terima belum tentu fix. Belum dampak riba nya akan bikin kehidupan pernikahan lebih runyam.”

Saya dan suami punya prinsip kalau :

1. Allah pasti ngasih kita rezeki, setiap pagi malaikat berpencar untuk memberi peluang rezeki bagi mereka yang berusaha. Setiap makhluk hidup Allah sudah jamin kehidupannya, pasti dapat rezeki. Mencukupi atau tidaknya tergantung dari kita. Kalau mau dapat penghasilan lebih besar, ya usahanya juga perlu lebih besar. Yang utama tetap di jalan yang Allah suka.
.
2. Kalau punya kebutuhan yang di luar AKM keseharian, atur strategi bagaimana caranya bisa membeli kebutuhan itu secara cash. Kalau belum bisa, ditahan dan sabar.
.
Bagi kami, ketenangan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup itu lebih utama. Bisa punya banyak waktu berharga sama anak-anak, tanpa harus risau sama berbagai tunggakan; bagi kami itulah hidup. Bisa lancar komunikasi sama pasangan terbuka soal keuangan, tanpa harus bertengkar dan ribut mengenai tutup lobang kredit riba ini itu; bagi kami itulah hidup. Bisa sehat jiwa raga (insyaAllah) karena makan dari penghasilan yang halal, menetap di tempat tinggal yang halal, juga bergerak ke tujuan menggunakan kendaraan yang halal, bagi kami itu sangat jauh lebih dari cukup.

Pada akhirnya, yang membuat kita nyaman, tenang dan bahagia dalam menjalani hidup; adalah saat setiap transaksi kehidupan kita sesuai dengan koridornya Allah. Benar kata Aa Gym dalam tausiyahnya kalau yang namanya ketenangan dan keberkahan dalam menjalani hidup itu, tidak bisa dibeli oleh apapun, karena itu hak-Nya Allah. Hanya akan kita dapat kalau kita mengikuti cara main-Nya Allah. #Jleb!

Begitu tulisannyaaa.. sama bangettt sama apa yang saya rasain, alhamdulillah ada yang mengingatkan :)

Pernah juga dulu denger di kajian Aa Gym, tapi lupa-lupa inget, kurang lebih isinya gini:

"banyak-banyak bersyukur.. buat pasangan yang masih belum punya rumah tapi ngontrak, itu kan sama tempat tinggal juga, bersyukur punya tempat tinggal.. nyaman.. tenang ga pake ngutang ke bank.. ridho Allah ada.. udah, apalagi yang kurang? kuatin ikhtiar dan doa agar kelak bisa punya rumah sendiri dengan cara yang Allah ridhoi.. gausah khawatir soal duniawi.. gausah khawatirin apa kata orang/tetangga.. yang perlu dikhawatirkan itu bagaimana penilaian Allah ke kita, bukan gimana orang lain menilai kita.. mau dipuji orang lain tapi sebenernya Allah ga ridho Allah ga suka? atuh jangan.. gausahlah capek capek mikirin pujian orang ke kita, ga ada manfaatnya, udah, fokus minta ridhonya Allah aja ya.."

Whoaaa.. itu tuh ya kaya langsung nancep banget dihati hahaha.

Alhamdulillahnya punya suami yang juga satu visi misi dalam membina rumah tangga--mendapat ridho Allah SWT (bukan pujian tetangga, hihihi).

Kadang saya mikir, apa karena umur pernikahan juga baru seumur jagung ya, jadi masih bisa 'bertahan', gimana nanti kalo umur pernikahan udah 5/10/20 tahun.. udah punya anak 1, 2, 3.. gimana kalo udah banyak kebutuhan dll..

Ah, ngapain juga saya khawatir begitu, da janji Allah itu kan pasti, selama saya dan suami istiqomah dalam taat, InsyaAllah, aamiin.

Bukankah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam juga pernah bersabda,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

Sesunggunya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti bagimu dengan yang lebih baik bagimu.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Siapa saja yang menempuh jalan yang halal yang Allah ridhoi, pasti Allah akan selalu beri yang terbaik. Yang mau bersabar dengan menempuh cara yang halal, tentu Allah akan mudahkan. Yakin dan terus yakinlah!

Ps: emang CC/KPR/leasing mobil tuh menggiurkan banget sih ya, promonya, kemudahannya, dsbnya, tapi ya disitulah ujiannya. Riba itu ga akan langsung kerasa dampaknya, tapi nanti.

"Bagaimana ceritanya riba berpengaruh dalam pernikahan? Riba masuk dosa besar bahkan salah satu dosanya sama dengan menzinahi ibu kandung  Karena dosa, maka terhalanglah keberkahan datang ke keluarga kita. Saat keberkahan tidak ada, mudah sekali setan dan iblis menggoda dan menghasut kita. Berupa kontrol emosi pada pasangan dan anak, itulah kenapa boleh jadi sering bertengkar dengan pasangan dan berbagai konflik perpecahan lain. Harus kita ingat kembali bahwa salah satu tujuan besarnya iblis dalam keluarga setiap mukmin adalah “memecah belah” hingga terjadi perceraian (soal ini next dibahas)"

Saat keberkahan tidak ada, mudah bagi Allah untuk membuat kita selalu risau, tidak pernah merasa puas, kurang bersyukur, susah sekali tenang, lebih sering mengeluh, penghasilan tak pernah memenuhi kebutuhan, sakit-sakitan dan lain sebagainya. Dampak dampak konkrit yang bagi kita nggak kerasa karena terkesan abstrak penyebabnya".


Naudzubillah, serem banget kan ya :""(

Oleh sebab itu, ayo kita sama sama belajar lagi.. belajar terus.. agar terhindar dari bahaya riba tsb. Banyak-banyak belajar dan bertanya dengan yang jauh lebih paham soal bahaya riba, saya disini hanya mencoba berbagi pengalaman bahwa tanpa CC/KPR/leasing mobil, pernikahanpun akan baik-baik saja :)

kuncinya itu: banyak-banyak bersyukur 


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim: 7)
 + jangan terhasut lingkungan/tetangga/temen kantor/dll + istiqomah aja terus dalam mencari ridho-Nya, InsyaAllah kalaupun ada ujian dalam pernikahan, baik suami ataupun istri akan jauh lebih tenang dalam menyikapinya, aamiin..

"Untuk yang sudah terlanjur terjerembab riba, semangat ya bismillah banyak berdoa sama Allah. Semoga Allah mampukan untuk segera melunasinya dan terlepas dari jeratan riba. Untuk yang belum dan masih ragu, sempat merasa terpojok oleh anjuran ikut KPR atau leasing misalnya; semoga bisa menahan hasratnya ya, sabar, sabar, sabar, insyaAllah menunggu untuk bisa beli cash jauh lebih menenangkan, daripada harus terjerambab sama dosa riba".

Semangat buat saya dan para pasutri muda yang ingin hidup sederhana dan menjauhi riba, bismillah..

Catch ya later, virtual version of me!

X, KC.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar