Selasa, 12 April 2016

Tidak punya pacar? Alhamdulillah :)


sejak hijrah dan meninggalkan dunia pacaran,
saya merasa jauh lebih bahagia dan jauh lebih terhormat ketika seseorang dengan santai membuat bercandaan dengan "hari gini jomblo? ga punya pacar? kasian banget hidup lo emang enakkk"

oh come on, I couldn't be any happier than that :) 
sebagai seorang muslimah yang sudah mendapatkan hidayah, 'punya pacar' itu jelas sekali haram hukumnya. mempunyai kekasih pujaan hati sebelum ijab qabul/pernikahan, jelas sekali bahwa Allah melarangnya. Allah tidak akan pernah meridhoi hubungan apapun sebelum pernikahan, kalian tau itu kan?

jadi, jika diejek seperti tadi, entah kenapa saya merasa jauuuh lebih bahagia. saya bisa menunjukkan sebagai muslimah yang baik dan taat, saya jauh lebih mementingkan ridho-NYA, dibanding cibiran/cemoohan/bercandaan teman-teman saya.
saya percaya itu hanya bercandaan, tetapi sungguh berbahaya ketika statement 'harus punya pacar sebelum pernikahan' itu bisa menjadi budaya kita. 

iya, saya memang pernah mengalami masa masa jahiliyah pacaran tersebut, tetapi saya ingin agar teman-teman saya yang masih menjalaninya untuk ikut sadar bahwa tidak ada sedikitpun kebaikan dalam berpacaran.

anda cinta sekali, sayang sekali dengan pasangan anda, tahukan anda bahwa Allah cemburu dengan pacar pacar anda? Allah cemburu, mengapa anda lebih berharap kepada makhlukNya dibandingkan dengan Allah SWT.

"gue pacaran tapi LDR kok jadi ga gimana gimana"
"gue pacaran tapi jarang ketemu kok"
"gue pacaran juga ga ngapa-ngapain kok selauuu"

tetep aja judulnya; pacaran.

jika anda sudah tahu semua mudharatnya dari berpacaran, lantas sebagai seorang muslim/muslimah;
apa anda tetap tidak malu untuk menjalaninya?
apa anda tetap bangga dengan statement 'saya punya pacar'?
apakah anda bangga bahwa anda sedang menjalani hubungan yang jelas jelas Allah tidak ridhoi? apapun excusenya. hey, sebelum ada ijab qabul, Allah tidak akan pernah ridho dengan hubungan kalian..

apakah anda tetap bangga posting foto berdua dua dengan yang bukan muhrim yang jelas jelas Allah tidak ridhoi hubungan apapun sebelum pernikahan?
apakah anda bangga memperlihatkan pada seluruh rekan-rekan kalian bahwa 'saya muslim/muslimah, saya punya pacar loh temen temen, saya cinta dengan pacar saya loh temen temen" pacar loh, bukan suami/istri :""(

astagfirullah, saya masih sedih melihat kondisi ini dimana sepertinya 'pacaran' atau 'punya pacar' itu sesuatu yang awam, sesuatu yang diperbolehkan dalam islam. butuh lebih banyak ahli dakwah untuk menghilangi budaya pacaran dalam islam ini sepertinya.

"mau gue pacaran kek ngga kek apa urusan elu, dosa juga dosa gue"
"gausah sok paling bener deh, urusin aja diri lo sendiri dulu"

memang benar, saya tidak ada urusannya dengan dosa anda.
memang benar, saya tidak sesuci itu.

tetapi saya berdosa ketika:
saya pernah berada dimasa jahiliyah tersebut dan saya mampu untuk bangkit, tetapi saya tidak berusaha mengingatkan saudara saudara muslimah saya yang masih ada dalam budaya pacaran tsb.

saya percaya, hidayah itu kita yang menjemput, pasti ada usaha dari kitanya dulu bagaimanapun kecilnya.

jadi persoalannya, apakah anda mau menjemput hidayah tersebut untuk kemudian berubah pelan pelan, atau anda mau tetap menjalani sesuatu yang sudah jelas Allah tidak ridhoi?

sadarlah bahwa pacaran itu semua isinya hanya nafsu, cinta & sayang yang tulus dan diridhoi Allah itu hanya terjadi ketika selesai ijab qabul.

semoga tulisan ini dapat bermanfaat, dan saya sangat terbuka kepada siapapun yang ingin bertanya mengapa sekarang saya bisa berubah seperti sekarang ini.
semua perubahan, semua taubat, semua hijrah, itu butuh proses. bagaimana untuk memulai proses tersebut? belajar dari yang punya ilmunya, lalu tetap istiqomah (ini yang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa).
niatkan semua Lillahi ta'ala, karena mengharap ridho Allah semata. InsyaaAllah bagaimanapun sulitnya, hasilnya akan terasa indah, bahkan hati ini akan menjadi selalu nyaman dan tenang rasanya :)

saya terbuka untuk diskusi apapun, untuk meminta saran ataupun meminta untuk dibimbing.
saya bukan ustadzah, saya bukan ahli agama yang banyak ilmunya, saya hanya manusia biasa yang Allah bolak-balikan hatinya untuk bertaubat, dan berharap bisa menebar manfaat dengan pengalaman masa lalu saya.

sesungguhnya ketika ada teman yang berkata bahwa dia putus dengan pacarnya, saya rasanya bahagia, bukan bahagia karena teman saya sedih, justru bahagia karena Allah rindu dengan teman saya tersebut, dan Allah rindu agar teman saya tersebut bertaubat dari semua maksiat yang ia jalani semasa pacaran; baik itu zina hati maupun zina fisik, naudzubillahimindzalik.

dan pada akhirnya, saya dengan bangga ingin berkata:

"Alhamdulillah saya tidak punya pacar dan bebas dari yang namanya pacaran, alhamdulillah, cukuplah Illahi Robbi yang memberikan kasih sayang dan cintanya kepada saya. Lebih indah jika di cintai oleh Allah dan Rasulnya, atau oleh seseorang yang bahkan belum halal untuk kita? renungkanlah saudara, sesungguhnya pintu taubat begitu dekat :)"

Ps: saya masih jauh dari sempurna, untuk itu saya minta doanya agar selalu dimudahkan jalan saya untuk istiqomah meraih cintaNya, yuk saudara kita sama sama berubah, bagaimana? :)