Rabu, 21 Oktober 2015

Pekerjaan yang menghebatkanmu..

#selfreminder
#foodforthought
#feelslikewritinginbahasa




Beberapa hari yang lalu, saya mempost gambar ini beserta dengan captionnya:


"Berapa gajimu sampai rela kau tinggalkan solatmu?"
Jadi inget kata Aa Gym:
"Aktifitas utama itu Solat, aktivitas lainnya itu sampingan, termasuk kerja.
Tapi rata" orang skrg mindsetnya kebalik; yang utama itu kerja, solat malah sampingan--entar entaran, ngejar deadline, males dsb. Naudzubillah"

"Padahal Allah udah manggil, kalo direktur manggil aja kita lgsg cepet dateng; kalo Allah manggil, malah entar. Padahal dunia dan segala isinya itu kecil bgt dibanding akhirat"

"Pikir lagi, sibuknya pekerjaan sehingga menomersekiankan Allah, berkah atau tidak? Jabatan dan gaji itu ujian; kalo malah bikin jauh dari Allah itu sia sia, sehebat apapun pekerjaannya, tapi kalo bikin makin dekat dan bersyukur dan menomer 1kan Allah baru pekerjaan, berkah yg di dapat"

Jadi suatu ketika, saya pernah mendengar tausiah dari Aa Gym soal pekerjaan.
Begini kira kira isinya:

"hebat atau tidaknya suatu pekerjaan, bukan dilihat dari besarnya gaji dan tingginya jabatan, itu semua hanya ujian.
pekerjaan yang biasa-biasa saja, tapi kemudian anda bisa solat tepat waktu, anda bisa solat dhuha, anda mempunyai teman dan lingkungan yang mendukung untuk bisa lebih dekat dgn Allah, anda rajin sedekah walaupun gajinya kecil, itu adalah karunia dari Allah, itu pekerjaan yang menghebatkanmu.

sebaliknya,

gaji besar, jabatan bagus, tetapi solatnya selalu ditunda karena diperbudak dunia (tugas kantor), lingkungan tidak mendukung untuk bisa mempunyai akhlakul karimah dan beramal soleh; jadi sombong, jadi ngerasa paling hebat, jadi semena-mena, naudzubillah, itu semua hanya sia-sia. tidak barokah.

apalagi,

kalo gaji seadanya, posisi juga biasa saja, tetapi solatnya selalu ditunda dan pekerjaannya tidak membawa kebaikan untuk bekal akhiratnya, itu yang lebih sia-sia.

bersyukur, ketika pekerjaanmu bisa mendekatkanmu dengan Nya,
introspeksi, jika pekerjaanmu memperbudak dunia mu dan menjauhkanmu dari Nya."

Lalu saya terdiam, saya melihat kepada keadaan pekerjaan saya yang sekarang.

  • Gaji saya biasa saja--dibandingkan dengan teman teman lain di Jakarta yang sudah punya pengalaman 1 tahun bekerja, tetapi untuk sekelas Bandung, saya bersyukur bisa mendapatkan gaji yg sekarang, asuransi di cover, makan siang juga difasilitasi kantor.
  • Kantor tempat saya bekerja bukan perusahaan yg sudah berdiri puluhan atau ratusan tahun seperti perusahaan teman teman saya yang sudah established sekian lama--saya startup, baru berdiri 3 tahun. Jumlah karyawannya juga bukan ribuan atau ratusan masih puluhan. Tetapi karena masih develop, saya bisa belajar banyak hal, saya bisa kesana kemari belajar beberapa ilmu; marcomm/marketing/sales/bahkan sedikit mengenai IT (dikittt hahaha). Karena jumlah karyawan yang masih berjumlah puluhan, disini tingkat kekeluargaan kami menjadi tinggi. Lebih bisa menjadi dekat dengan satu sama lain, lebih bisa bonding dan mempunyai teman, beneran teman kantor ya, bukan cuma 'rekan' kantor :)
  • Lokasi kantor saya juga bukan di pusat kota, bukan di pinggir jalan raya besar, bukan di gedung menjulang tinggi belasan lantai. Kantor saya di perumahan, gedung 3 lantai yang dimiliki oleh CEO saya sendiri. Bersyukurnya, karena di perumahan, suasana kantornya tenang, tidak ada macet, dan dingin karena berada di dataran tinggi. Bersyukurnya lagi, gedung kantornya juga unik, dan tidak memiliki lift/eskalator, jadi alhamdulillah bisa sekalian olahraga kalo naik turun lantai satu sampai lantai 3 :D
  • Yang lebih membuat saya bersyukur, lingkungan kantor saya mendukung untuk bisa lebih istiqomah dalam mendekatkan diri kepada Nya. Perlahan saya mulai mengganti semua celana bahan/jeans menjadi rok, perlahan menggunakan kaos kaki, perlahan mulai menggunakan kerudung lebar. Alhamdulillah kantor saya tidak ada masalah untuk itu semua. Selain itu, jarak dari kantor saya ke masjid juga dekat, jalan kaki 2 menit sampai. Dan ada beberapa teman kantor yg rutin kesana, ontime. Setia mendatangi panggilan Nya dan meninggalkan pekerjaannya setiap adzan dzuhur dan ashar berkumandang. Saya jadi terbawa dan suka ikutan, dan mulai mengajak teman wanita di kantor juga untuk bergabung, alhamdulillah, indah rasanya.
  • Lokasi kantor saya juga dekat dengan kampus, 10 menit naik motor, alhamdulillah.
Jadi, terlepas dari beberapa point kekurangan pekerjaan saya, saya jauh lebih bisa melihat karunianya, barokahnya. Terima kasih Aa telah mengingatkan saya yang masih perlu banyak belajar ini.

Pernah sesekali saya merasa jenuh dan bosan, ingin rasanya pindah ke perusahaan yg sudah establish besar di ibu kota (seperti dahulu) tetapi kadang saya berfikir:

jika ingin bekal akhiratnya menang banyak, nikmat dunianya kecil.
jika nikmat dunia menang banyak, bekal akhiratnya kecil.
untuk balance itu susah.

kalaupun ada yang bisa balance, mashaa allah, luar biasa, saya akan iri dengannya dan tolong ajarkan saya bagaimana cara membaginya :')

Untuk saat ini, saya masih bersyukur dengan pekerjaan dan karunia yang Allah telah berikan, jauh lebih bisa mendekatkan saya denganNya, Inshaa Allah. 

Bagaimana dengan pekerjaan anda? mari terus introspeksi agar bisa menjadi pribadi yg lebih baik lagi di mata ILLAHI, Bismillah :)


***KC
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar