Senin, 30 November 2015

Pelantikan SSG 30 Daarut Tauhid Part 1

#CurrentLife
#FeelingLikeWritingInBahasa

Assalamualaikum fellow readers! ((cem punya readers ae Cu.....))

Well! di post kali ini saya akan cerita mengenai pengalaman saya yang telah berhasil menyelesaikan program SSG angkatan 30 Daarut Tauhid. Alhamdulillah...

Setelah 12 minggu diklat penuh perjuangan setiap sabtu-minggu di Daarut Tauhid, akhirnya sampailah pada hari bersejarah saya seumur hidup yaitu pelantikan SSG 30!

Tapi sebelum dilantik, saya akan bercerita suka dan duka proses diklat terakhir sebelum pelantikan, kami menyebutnya latihan berganda.

Latihan berganda menuju pelantikan dilaksanakan 4 hari 3 malam: Rabu Kamis Jumat Sabtu. Dikarenakan saya bekerja dan kuliah, sulit rasanya untuk ikut acaranya full, dan saya hanya bisa cuti 1 hari yaitu hari jumat. Jadi sejak kamis malam (seharusnya saya kuliah, untung kelasnya dipindahkan) saya sudah stand by berada di DT untuk menyusul tim latihan berganda yang sudah berangkat duluan ke hutan kopassus.

Tau saya membawa apa? tas carrier 60liter segede-gede gaban, berat bebannya bahkan setengah dari berat badan saya, 30kg! gedean tasnya sama saya :(( 

Berat banget rasanyaaa buat ngambil tasnya dan naro ke pundak aja harus duduk selonjoran dulu biar mampu naro di pundak -_-

Saya menunggu 3 orang lainnya yang juga nyusul untuk berangkat ke hutan malem ini (alhamdulillah saya tidak nyusul sendiri), tepat pukul 21.00 semua akhwat sudah kumpul.
Kita diberikan peta oleh pelatih menuju hutan tersebut, dan....... YA ALLAH JAUH BANGET KALO JALAN KAKI DITAMBAH BAWA BEBAN 30KILOGRAM HUHUHUHU.

Dari gegerkalong ke arah UPI kearah Maja House --> Kampung Gajah --> Villa Istana Bunga --> Dusun Bambu --> Nanjak terus ke arah hutan kopassus.
Ya Allah, pake motor aja itu jauh banget gimana mau jalan kaki sambil bawa tas segede-gede gaban :(((

Tapi entah kenapa, Allah Maha Bijaksana.
Entah kenapa, kita ber 4 merasa bersemangat dan mendadak kuat.

Berbekal bismillah dan dzikir, mulailah kita melangkahkan kaki keluar dari Daarut Tauhid.
Saya memimpin barisan paling depan, membawa peta.

1 jam melangkah... baru sampai di sersan bajuri
2 jam melangkah... masih di sersan bajuri
3 jam melangkah... berhasil melewati Maja House dan Kampung Gajah

Kaki rasanya mati rasa karena treknya nanjak terus, jantung tidak berenti berolahraga, sampai pada akhirnya kita ber4 kelelahan dan beristirahat cukup lama di pinggir jalan deket rumah makan dan hotel yang sedang dibangun. Saat itu sekitar pukul 00.00, 3 jam sudah kami berjalan kaki bawa beban 30kilogram.

Kami numpang ke kamar mandi di salah satu rumah makan yang masih buka, ternyata 1 teman saya mules perutnya sehingga bolak balik wc terus..
Saat itu sudah pukul 00.50 sudah 50 menit kami beristirahat, sampai tiba-tiba ada 2 orang pelatih ikhwan nyamperin kita dengan 2 motornya.
Jadi ternyata selama perjalanan, kami ber 4 di awasi oleh 2 pelatih tersebut!

Dan keberkahan datang, mereka menawarkan kami menggunakan motornya sampai Villa Istana Bunga karena mereka bilang kita lama sekali berjalan, jika tidak dibantu kita bisa sampai dihutan pagi hari dan itu sangat telat sekali.
Awalnya kami menolak, karena takut dimarahi pihak pelatih di hutan nanti, tapi mereka memaksa karena ini perintah. Jadi kami naik motor sampai Villa Istana Bunga, kira-kira 4kilometer dari tempat kami istirahat tadi. Lumayaaaaan dibantu dengan motor menghemat jalan kaki 4km! hamdalah.

((dan ternyata saya baru tahu bahwa tim yang duluan awalnya menggunakan angkot dulu dari DT sampai daerah lembang, baru dari lembang mereka jalan kaki ke hutan sekitar 3 jam, sedangkan kami ber empat? JALAN KAKI DARI DT..........................)) baiklah. hukuman karena telat datang mungkin ya.

Sampai di Villa Istana Bunga, kami bertemu dengan 2 ikhwan yang juga menyusul. Jadi sekarang totalnya 6: 4 akhwat, 2 ikhwan.

Kembalilah dimulai perjalanan jauh kita dari Villa Istana Bunga.

Saat itu pukul 01.00

4 jam berlalu... masih di antah berantah, treknya Astagfirullah nanjak nanjak banget, mau teriak OJEEEEEEK terus pulang rasanya. Tapi untung saya tahan.
5 jam berlalu... pukul 02.00 berhasil sampai di Dusun Bambu! 5 jam aja kak kalo mau jalan kaki ke dusun bambu dari gerlong sambil bawa beban 30kilo :"""")
6 jam berlalu... pukul 03.00 berhasil melewati dusun bambu, nanjak terus, kanan kiri mulai hutan. Dingin banget ya Allah...
7 jam berlalu... pukul 04.00 AKHIRNYAAA SAMPAI JUGA DI TKP YA ALLAAAAAAH UNBELIEVABLE!!!!! Chacu yang manja, yang kalo jalan dikit ngeluh, yang kalo jalan dikit capek, akhirnya berhasil menaklukkan dirinya sendiri dan berhasil jalan kaki 7 jam sambil bawa beban 30kilogram, I AM PROUD WITH MY SELF!!! Kuncinya apa coba? dzikir ga berenti selama perjalanan, berdoa supaya Allah berikan kekuatan dan kesehatan. Dan alhamdulillah saya sampai dengan selamat dan sehat :"""""""")

((itu yang google maps maksud 3 jam 24 menit mungkin jalannya diatas motor kali yha.....))

Sampai sudah di hutan kopassus/curug layung, daaaaan perjuangannya tidak berhenti sampai disitu saudara saudara. Another challenge awaits!!!

To be continue!
***KC



Minggu, 08 November 2015

Full Time Partner?

#CurrentLife
#SelfReminder
#Feelinglikewritinginbahasa
Sudah mulai banyak teman yang memutuskan menyudahi masa lajangnya, iya, banyak yang sudah menikah.
Terbersit perasaan 'ingin', namun Allah masih belum mengijinkan untuk saat ini, mungkin Ia ingin saya memantaskan diri terlebih dahulu.
Ketika terbersit perasaan ingin segera menikah, seketika itu juga saya teringat moment dimana saya saat itu dijodohkan oleh orang tua saya.

Singkat cerita, karena saya saat itu sedang mempunyai kekasih (yang pada akhirnya berakhir juga), saya menolak mentah mentah ajakan ayah dan ibu untuk berkenalan dengan calonnya. Lately I knew that this man; mempunyai latar belakang agama yang baik, tidak pernah pacaran, mencintai Nya, cukup dari segi financial, berumur matang, dan sangat menghormati orang tuanya. Which is, a typical man I want to live with for the rest of my life.
Setidaknya kriteria itu baru terbentuk setelah saya sudah mulai berhijrah. 
Sebelumnya, 'gak mau yang tua ah, mau yang seumuran, mau yang suka travelingan, mau yang saya suka dan cinta aja, mau yang udah lama deket dan tau semua sifatnya' etc etc.

Saya beberapa kali menyesali keputusan saya waktu itu, bahkan keputusan itu sampai membuat ibu saya menangis (tenang saja, saya sudah meminta maaf tulus kepada ayah dan ibu).

Tetapi ya begitulah skenarionya Allah, Dia Maha Mengetahui yang terbaik buat hambanya.
Setiap kali saya merasa sedih dan menyesal kenapa saya tidak mau menerima calon pasangan dari orang tua, saya berusaha mengatasinya dengan membuat point-point di balik mengapa takdir ini harus terjadi pada saya;

1.   Saat itu sifat saya masih jauh dari kata baik; manja, egois, temperamen, dsb
2.   Saat itu saya saja masih susah mengurus diri sendiri, bagaimana mau mengurus suami?
3. Saat itu juga saya masih mempuyai kekasih, jahat sekali rasanya jika saya meninggalkannya begitu saja (dan berakhir pada saya yang ditinggalkannya, alhamdulillah :)

Jadi saat itu Allah tau, saya belum siap.
Saya percaya, Allah terlalu sayang dengan saya. Kenapa?

1. Dia ingin saya tobat, hijrah
2. Dia ingin saya sedih, nangis, terus berdoa ke Dia, curhat ke Dia, cuma inget Dia.
3. Dia ingin saya sadar dan merubah sifat jelek yang ada di diri saya
4. Mungkin disana Dia berkata "sudah cukup 8 tahun Aku biarkan kamu dalam kemaksiatan pacaran, sekarang waktunya kamu berubah, hijrah"
5. Dia juga ingin saya jadi muslimah yg berakhlak baik, coba deh, jika Dia tidak menguji saya dengan mengambil 'tuhan lain' di hati saya yaitu mantan saya, sekarang pasti saya masih akan menjadi saya yang dahulu, buruk sekali sifatnya, naudzubillah.

Karena Dia mencabut 'tuhan lain' di hati saya, makanya sekarang saya:
1. Setelah 8 tahun pernah pacaran, 11 bulan ini saya bebas dari kemaksiatan pacaran
2. Saya jadi mulai belajar berpakaian yang lebih baik, menggunakan rok setiap hari, memperlebar khimar, bahkan menggunakan kaos kaki (tadinya sangat malas, dan ternyata ini adalah bagian dari aurat. This sounds not me at all!  ya begitulah skenarionya Allah kalau ingin membuat hambanya sadar)
3. Saya mulai belajar untuk melakukan ibadah sunah lainnya selain daripada solat 5 waktu (Untuk yang satu ini, saya berterima kasih oleh program SSG DT, karena membuat para santrinya terbiasa melakukan ibadah sunah diluar ibadah wajib, alhamdulillah).
4. Perlahan, saya mulai menghapus sifat" saya yang tidak baik, saya ingin sekali mempunyai sifat yang baik, makanya saya terus memperbaiki diri biar kelak bisa jadi istri solehah dan ibu yang baik, dan yang paling penting, supaya Allah sayang sama saya :)
5. Sebisa mungkin mengurangi sifat mudah kesal/emosi dgn perbanyak istigfar kemudian senyum, oh iya, dzikir itu benar benar obat yang paling ampuh untuk hati yang keras, coba deh ;)
6. Untuk sifat" buruk lainnya, saya masih dalam proses untuk menghilangkannya, doakan saya ya :)

Look, hanya dengan mengambil 'tuhan lain' di hati saya, perubahan saya jadi besar dan cukup signifikan bukan?
mungkin itu cara Allah sayang sama saya, cara Allah memberikan karunia dan hidayahnya kepada saya.

Perlahan, saya semakin bisa menerima kenyataan bahwa skenario Allah itu jauh lebih baik, jika kita bisa menerimanya di jalan yang di ridhoiNya.

Semoga proses pemantasan diri ini bisa istiqomah, sampai akhirnya Dia akan berkata:
"kamu sudah siap untuk menyempurnakan setengah agama dengan menikah, dan kado terbaik dari Aku adalah jodoh yang soleh dunia akhirat, yang mencintaiKu seperti kamu yang juga mencintaiKu sepenuhnya"

Amin, allahumma amin.


***KC.