Dear Abim,
Terima kasih ya untuk semua canda tawanya di satu bulan pernikahan kita.
Aku masih ingat bagaimana rasanya saat pertama kali tangan kita bersentuhan--setelah ijab qabul itu terucap.
Sesungguhnya, aku deg-degan.
Sesungguhnya, aku takut.
Tapi yang sebenarnya, aku bahagia.
Abim,
Sebelum ijab qabul itu terucap,
kita tidak pernah mengenal dengan baik sebelumnya, aku tidak tahu kebiasaan-kebiasaan mu seperti apa, caramu berkomunikasi yang sesungguhnya, caramu memperlakukan orang lain, caramu berhadapan dengan masalah atau ujian, dan sebagainya.
Aku hanya tau, kamu begitu taat kepada Allah dan kamu meneladani Rasulullah, dan bagiku, itu sudah cukup, lebih dari cukup.
Abim,
Setelah satu bulan berlalu.
Perlahan lahan semuanya terungkap.
Anehnya,
aku seperti sedang bercermin ketika melihat kamu.
Aku seperti kamu,
Kamu seperti aku.
Kita sama, dalam banyak hal.
Padahal, kita tidak pernah kenal sebelumnya.
Nikmat Allah benar-benar luar biasa ya.
Padahal, kita tidak pernah kenal sebelumnya.
Nikmat Allah benar-benar luar biasa ya.
Ada yang bilang, perbedaan itu justru menyatukan, tidak seru kalau tidak berbeda, tidak seru jika sama.
Bagiku, tidak.
Aku justru sangat senang dengan semua kesamaan kita.
- Ternyata, ada juga orang lain yang makannya sangat bersih sepertiku, tidak tersisa apapun kecuali piringnya, hahaha. Bahkan jika makan ikan atau ayam pun sampai benar benar hanya tinggal tulangnya saja, tulangnya, tidak ada daging yang masih menempel di ikan/ayam tsb. Kita ini rakus atau apa? haha. Tidak, karena kita sama sekali gamau menyisakan apapun, tidak mau jadi mubazir hehe.
- Ternyata, ada juga orang lain yang sangat suka pedas sepertiku, ada juga orang yang 'makan sambel pake nasi', bukan 'makan nasi pake sambel'. Haha.
- Ternyata, ada juga orang lain yang suka-ngambek-tapi-sebenernya-g
a-ngambek-cuma-pengen-dimanja- aja, hahaha. - Ternyata, ada juga orang lain yang suka SKSD (sok kenal sok dekat) ke semua orang yang ditemuin, untuk sekedar menyapa atau bahkan juga mengajak berbicara; baik itu ke satpam, tukang parkir, tukang jualan, dan semuanya. Kukira hanya aku yang begitu, SKSD ke semua orang dan dianggapnya aneh, sok akrab dsb. Eh ternyata kamupun begitu, bahkan jauh lebih ramah dan SKSD ke mereka, hahaha.
- Ternyata, ada juga yang kalo makan gorengan, cabe rawitnya abis duluan dibanding gorengannya hahaha.
- Ternyata, ada juga yang suka pete dan jengkol! ah senangnya, jadi sekarang kalau habis makan, kita berdua adu siapa yang lebih bau ya hahaha.
Dan masih banyak ternyata-ternyata lainnya.
Alhamdulillah, aku bahagia.
Tapi, kita juga berbeda dalam beberapa hal (tentu saja) dan salah satunya, perihal meredam amarah.
Kamu sangat sangat dewasa, aku bagaikan anak dan kamu bapaknya ketika kita sedang ada masalah. Hahaha.
Kamu sangat sabar dan tenang, berbeda sekali denganku.
Dan pada akhirnya, kamu yang berhasil kembali melembutkanku dan menyadarkanku, bahwa ridho Allah terletak pada ridho suami, jadi deh aku ga bisa lama lama marah ke kamu, karena aku takut ga dapet ridho Allah hahaha.
Abim,
Maafin aku ya.
Masih banyak banget kurangnya, masih banyak banget belajarnya.
Malu sebenernya aku sama Abim hehehe.
Abim,
Teruslah tanamkan cinta pada Allah dan Rasulullah ya, jangan padaku,
sungguh aku tidak mau Abim cinta kepadaku melebihi cintamu pada penciptamu sendiri.
Abim,
Masih sangat panjang perjalanan kita, ini belum seberapa.
Tapi percayalah,
Jika semua nikmat dan ujian kita hadapi dengan cara cara yang diridhoi-Nya, InsyaAllah, kita akan baik baik saja.
Abim,
Jangan pernah lelah untuk membimbingku ya,
hingga kita bisa sama sama mencapai tujuan akhir yang sama,
membangun rumah di surga :)